Kamis, 14 Februari 2019

Resensi roman salah asuhan



I.       Resensi roman salah asuhan
  • Data buku
1. Judul                        : SALAH ASUHAN   
2. Pengarang.               : Abdoel Moeis
           .      3. Penerbit.                   : PT Balai Pustaka (Persero
            4. tahun buku                : 2009
5. Jumlah Halaman.       : 273 Halaman.
            6. Tebal Buku.              : 1,3 Cm.
7. Harga buku              : Rp 35.000,-
8. Berat Buku               : 0.35
9. Jenis Cover            : Soft Cover
10 Dimensi (LxP)      : 15 x 21 cm



           
·         Sinopsis Novel Salah Asuhan
Hanafi, laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Dari kecil Hanafi berteman dengan Corrie du Bussee, gadis Indo-Belanda yang amat cantik parasnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling mencintai. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbadaan bangsa. Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan Minangkabau dan pergi ke Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya.
Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia
·         Keunggulan dan Kelemahan.

1.      Keunggulan Novel “Salah Asuhan”.
  • Novel ini menceritakan peraturan adat istiadat yang membuat kita sadar akan pentingnya hal tersebut.
  • Menceritakan kelakuan seorang anak terhadap Orangtuanya yang selalu kasar, hingga pada akhirnya anak itu akan sadar.itu membuat kita menjadi belajar untuk tidak melawan orang tua kita ,kerena apa yang diberikan orang tua kita biasa itu yang terbaik buat hidup kita.
  • Novel ini menceritakan juga tetang seorang istri yang sabar menghadapi suami nya dimana dia tahu bahwa suami nya tidak mencintai dirinya karena pernikahan yang diatur orang tua.disini kita belajar menjadi istri yang tetap mencintai suami nya walau ini menyakitkan untuk kita tapi kita harus berfikir dua kali untuk melakukan suatu tindakan .


2  Kelemahan Novel “Salah Asuhan”.
  • Terlalu banyak bahasa yang mengandung pengertian dari bahasa lain seperti bahasa belanda.
  • Sangat sulit untuk di simak, ini karena bercampurnya bahasa Indonesia dengan bahasa belanda.
  • Novel ini membuat seseorang membaca menjadi bosan .dikarenakan cerita terlalu menjelasakan perjalanan mereka secara mendetail demana itu menbuat orang jenuh karena hal tersebut membuang waktu untuk membacanya.

II.Analisis Unsur Intrinsik
1. Tema
Adapun tema yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah perbedaan adat istiadat yang menyebabkan cinta sulit bersatu. .

2. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju karna  pengarang menceritakan kisahnya kemasa selanjutnya. kedua bagian plot itu tidak akan dibahas dalam seksi ini:
a. perkenalan
Perkenalan dalam Salah Asuhan terjadi pada ketiga bab pertama. Dalam bab pertama Hanafi dan Corrie diperkenalkan, kemudian pada bab kedua Tuan Du Busée diperkenalkan. Dalam bab ketiga Mariam diperkenalkan. Pada bab ketiga tokoh utama terakhir dibicarakan, tetapi dia baru diperkenalkan pada bab delapan.
b. Timbulnya Konflik
Konflik utama Salah Asuhan, yaitu ketidakcocokan Hanafi dengan adat setempat,  ditandai dalam bab satu. Konflik ini mulai benar-benar jelas pada bab tiga ketika Hanafi berbicara dengan Mariam; rasa bencinya terhadap bangsa Minangkabau kelihatan jelas. Walaupun ibunya sedih akan perbuatan anaknya, dia hanya bisa terima. Akibatnya, konflik tidak bisa cepat selesai.
c. Peningkatan konflik
Konflik meningkat selama berbab-bab, tetapi ada pula yang cepat dipecahkan. Konflik utama dikembangkan dengan kuat pada bab tiga, tujuh, delapan, dan sembilan. Kebencian Hanafi atas semua kebudayaan Minangkabau dicerminkan jelas dalam gaya pembicaraannya dengan Mariam dalam bab tiga. Dalam bab delapan, digambarkan bagaimana Hanafi suruh orang-orang yang menyiapkan pernikahannya untuk menggunakan cara Barat.

       3. Tokoh
  1) Hanafi , wataknya keras kepala, kasar
a) keras kapala
“Memang….kasihan! Ah ibuku…aku pengecut tapi hidupku kosong…habis cita-cita baik…enyah!.” Halaman 259, paragraf 8)
b) kasar
“ Hai Buyung! Antarkan anak itu dahulu kebelakang!” kata Hanafi dengan suara bengis dari jauh.” (halaman 80, paragraf 2) 
  2) Corrine, wataknya baik, mudah bergaul
a) baik
“O, sigaret tante boleh habiskan satu dos. Sudah tentu enak, ayoh coba!” (halaman 164, paragraf 8)
b) mudah bergaul
“Oh, ruangan di jantung tuan Hanafi amat luas,” kata Corrie sambil tertawa, “buat dua tuga orang perempuan saja masih berlapang-lapang.” (halaman 7, paragraf 2)
  3) Rapiah, wataknya sabar, baik
a) sabar
“Rapiah tunduk, tidak menyahut, airmatanya saja berhamburan. Syafei, dalam dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu mengganti tangisnya dengan beriba-iba. Seakan-akan tahulah anak kecil itu, bahwa ibunya yang tdak berdaya, sedang menempuh azab dunia dan menanggung aib di muka-muka orang.” (halaman 83, paragraf 4)
b) baik
“Apakah ayahmu orang baik? Uah sungguh-sungguh orang baik. Kata ibuku tidak adalah orang yang sebaik ayahku itu.” (halaman 238, paragraf 5)

4) Ibu Hanafi, wataknya sabar dan baik
a) sabar
“Astagfirullah, Hanafi! Turutilah ibumu mengucap menyebut nama Allah bagimu dan tidak akan bertutur lagi dengan sejauh itu tersesatnya” (halaman 85, paragraf 4)
b) baik
“Sekarang sudah setengah tujuh, sudah jauh terlampau waktu berbuka, Piah! Sebaik-baiknya hendaklah engkau pergi makan dahulu.” (halaman 119, paragraf 4)
  5) Tuan Du Busse, wataknya tegas
“Tapi Corrie mesti bersekolah yang sepatut-patutnya” (halaman 10, paragraf 5)
  6) Si Buyung, wataknya penurut
“Kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat bermalas-malas. Hamba disuruh kejalan.Diam! Bawa anak itu ke belakang. Angkat teh ke dapurl alu menceritakan apa yang diperintahkan kepadanya. Oleh karena gula habis’ terpaksalah ia disuruh ke toko yang tidak berapa jauh letaknya dari rumah.” (halaman 80, paragraf 2)
  7) Syafei, wataknya berani
“Itulah yang kusukai, bu. Sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku.” (halaman 196, paragraf 8)

8) Nyonya Brom.,watak nya baik,sopan
Baik
    “Ah, ah! Burung merpati dua sejoli!”.  ( halaman 6)
            Sopan.
“Ah, ah! Burung merpati dua sejoli!” kata nyonya Brom dari jauh sambil tertawa    dan mengacu-acukan raketnya kepada anak muda itu. (halaman 6)

9) Tuan Brom.,watak nya puitis,baik
 Puitis.
   Sepadan benar dengan Corrie perbandingan nyonya dengan merpati itu.    (halaman 6).
 Baik.
Karena kelihatan olehnya Tuan dan Nyonya Brom, administrator Afdelingsbank,           bersama-sama datang menuju ke tempat bermain tenis itu.  (halaman 6)

4. Latar/setting
Latar atau tempat terjadinya yaitu :
·    Lapangan tennis.
“Tempat bermain tennis, yang dilindungi oleh pohon-pohon kelepa disekitarnya, masih sunyi” (hal.1, paragraf 1)
·    Minangkabau
“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi sebabkasihan kepada anak, ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia bersma-sama dengan Hanafi di Solok.” (halaman 23, paragraf 3)
“Maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya.” (halaman 23, paragraf 4)
·    Betawi
“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi”(hal.23, paragraph 1)
“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!” (halaman 103, Paragraf 2)
·    Semarang
“Pada keesokan harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu, dan bukan buatan sedih hatinya, demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat. Seketika itu ia berkata hendak menurutkan ke Semarang.” (halaman 186, paragraf 8)


·    Surabaya
“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil,mengaku nama Tuan dan Nona Han.” (halaman 144, paragraf 1)
·    Kota Solok
“Aku tahu buat diriku sendiri, meskipun esok atau lusa di kota solok ini sudah lazim berjalan berkeliaran memakai baju renang”(halaman 3,paragraf 12)
·    Tanah pulau sumatera
“Tetapi dalam pergaulan Bangsamu, apabila di tanah Sumatera ini, lain    keadaannya”.(halaman 3)
·    Di muka tangga rumah
“Demikian pulalah terjadi pada hari itu. Hanafi berjabatan tangan dengan    Carrie di muka tangga rumah Tuan du Bussee”.(halaman 8)
·    .Kebun
“Lima hari lagi engkau akan mendiami kota ini, setiap hari kita duduk bersama-  sama di dalam kebun saja-apakah salah nya bergaya sekali ini di beranda muka rumahku? Dan aku tidak tinggal membujang melainkan beserta ibuku”.(halaman 8)
·    Jalan Besar
“Janganlah lupa, kita ada di jalan besar, dan belum sampai ke sana  Tuan!”.(halaman 8 )
·    Hutan Belukar.
“Meskipun umurnya sudah enam puluh tahun, tapi tidak ada hutan belukar  yang tidak dimasuki, tak ada gunung tinggi yang tidak terdaki”. (halaman 9)
·    Pelabuhan teluk bayur .
“itulah sebabnya kama berumur enam belas tahun ,barulah corie dengan ayahnya bercerai di pelabuahan teluk bayur, buat berlayar.”(halaman10)
.          
·    Sekolah Mulo .
“Setamatnya di sekolah rendah, bimbang pulalah hati ayahnya antara dia mengirimkan dia ke padang Kesekolah Mulo atau Betawi ke HBS”.(halaman 10)
                 
·    Sekolah HBS.
“Setamatnya di sekolah rendah, bimbang pulalah hati ayahnya antara dia mengirimkan dia ke padang Kesekolah Mulo atau Betawi ke HBS”.(halaman 10)
·    Sungai Ciliwung.
“Bagi anak muda yang hendak menghayutkan diri ke sungai ciliwung, jangan   lupa menutup kepalamu dengan topi mandi”.(halaman 11)
·    Jalan Gunung Sari
“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!”(halaman 103)

5. Diksi                                                           
Pemilihan kata pada novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti karena banyak terdapat bahasa Belanda dan bahasa melayu yang sukar untuk dimengerti .

     6. Amanat         
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :
1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat dari bangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlah adat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.
2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh pengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
  7 .Ending atau akhir cerita
“Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.”
  
     8. Pusat Pengisahan/Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel.

   9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalan novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk diartikan. Karna novel ini adalah novel lama dan dilamnya juga terdapat bahasa Belanda. Pada novel ini juga terdapat :
a) Peribahasa
“saat ini, air mukamu jerni, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu, supaya tidak menjadi duri dalam daging” (halaman 25,paragraf  3)
b) Majas perbandingan (perumpamaan)
“Sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karna sebenarnyalah kepalanya bagai dipalu” (halaman 47, paragraf 2)

10.Diskripsi Cover

Pada cover Salah Asuhan berwarna kuning ke orange-orange nan.
Ada gambar rumah khas Minangkabau yang melambangkan bahwa Hanafi merupakan anak pribumi asli dari Minangkabau.
Di samping atas dan bawah gambar rumah Minangkabau ada gambar,di atas bergambar wajah Corrie dan di bawah wajah Corrie bergambar wajah Hanafi.
Kalau Corrie itu melambangkan bahwa dia sedang memikirkan tentang masa depannya kelak bersama hanafi.
Sedangkan Hanafi dia itu sedang ragu akan kehidupannya sendiri,akankah ia memilih ibunya dan hanya tinggal di desa dengan warga pribumi atau memilih menjadi orangBelanda yang ia idam-idamkan selama ini dan meninggalkan ibunya.

Tugas kelas X sman 1 Bangkalan Bu cut